Thursday, December 20, 2012

Persyaratan Bahan Bangunan Beton



Persyaratan Bahan Bangunan Beton

CAMPURAN SEMEN UNTUK BETON

(1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland yang memenuhi SNI 15-2049-1994 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
(2) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika di dalam satu proyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merk semen yang digunakan.

CAMPURAN AIR PADA BETON

Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Jika timbul keraguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama.

CAMPURAN AGREGAT UNTUK BETON

(1) Ketentuan Agradasi Agregat
- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.

(2) Sifat-sifat Agregat
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan batu atau koral, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai.
- Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang
berhubungan.

BATU UNTUK BETON SIKLOP

Batu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak, rongga dan tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatan dengan beton. Ukuran batu yang digunakan untuk beton siklop tidak boleh lebih besar dari 25 cm.

BAHAN TAMBAH BETON

Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan kimia atau bahan limbah yang berupa serbuk halus sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.

Bahan Tambah Kimia

Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2495-1991. Bahan tambah dapat diklasifikasikan sesuai dengan penggunaannya sebagai berikut :

(a) Tipe A - bahan pengurang kadar air  Tipe A berfungsi untuk mengurangi air dalam campuran, dan pengunaannya bertujuan untuk mengurangi water-cement rasio dalam campuran sesuai dengan workability yang diinginkan, atau untuk meningkatkan workability ada angka water-cement rasio yang telah ditetapkan.

(b) Tipe B - bahan untuk memperlambat waktu pengikatan Tipe B berfungsi untuk memperlambat waktu pengikatan pasta semen, sehingga akan memperlambat pengerasan dari beton. Bahan tambah jenis ini digunakan jika iklim di tempat pengecoran terlalu panas, dimana waktu pengikatan pasta semen dalam keadaan normal menjadi sangat pendek dikarenakan suhu yang tinggi.

(c) Tipe C - bahan untuk mempercepat waktu pengikatan Tipe C berfungsi untuk mempercepat waktu pengikatan pasta semen, yang akan mempercepat pengerasan dari beton sehingga mempercepat kekuatan beton, dan dapat digunakan dalam pabrik pembuatan beton precast (dimana perlu pelepasan bekisting secepatnya), atau pekerjaan perbaikan yang sangat penting.

(d) Tipe D - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan memperlambat waktu pengikatan Bahan tambah ini untuk menambah workability, dimana beton mempunyai kekuatan tinggi dapat dibuat workabel tanpa mengurangi density, ketahanan dan kekuatannya. Perlambatan waktu pengikatan sangat berguna untuk waktu pengangkutan adukan beton yang lama ke tempat pengecoran, pengecoran dalam kondisai yang sangat panas dan menghindari cold joint.

(e) Tipe E - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan mempercepat waktu pengikatan. Bahan tambah ini untuk menambah workability dan memberikan kekuatan awal yang tinggi, atau memberikan kekuatan awal yang lebih tinggi pada workability yang sama. Bahan tambah ini digunakan pada precast karena memungkinkan pelepasan bekisting lebih awal dan dipakai untuk pekerjaan perbaikan dimana kekuatan awal sangat diperlukan.

(f) Tipe F - bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka tinggi atau superplasticizer. Tipe F atau Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam campuran dengan cukup banyak dan sangat berbeda dengan Tipe A, D atau E. Penggunaan bahan ini digunakan membuat beton alir (flow concrete) untuk menjangkau tempat yang tak terjangkau oleh pengetar dan beton pompa (pumping concrete) pada jenis bangunan yang rumit.

(g) Tipe G - campuran bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka tinggi atau superplasticizer dan bahan memperlambat waktu pengikatan. Bahan tambah ini merupakan campuran dari Tipe F dan Tipe B, tetapi slump loss-nya lebih kecil bila dibandingkan dengan beton yang menggunakan superplasticizer.

BAHAN TAMBAH MINERAL

Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti Fly Ash, Pozzolan, silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2460-1991.

Demikianlah tulisan tentang Persyaratan Bahan Bangunan Beton. Jika anda punya informasi lain terkait dengan beton, mohon masukannya. Terima Kasih

Saturday, December 8, 2012

Aktivitas Pengerjaan Beton

Aktivitas Pengerjaan Beton

Aktivitas Pengejaan Beton
Pada saat kita melakukan pekerjaan beton maka kita tidak hanya melakukan hanya pada satu titik kegiatan, tetapi terdiri dari beberapa kegiatan yang saling berhubungan yang harus di lakukan pada pekerjaan beton tersebut. Setiap aktivitas tersebut harus dikontrol agar hasilnya sesuai dengan yang direncanakan.

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa salah satu proses yang penting adalah perencanaan. Tentunya dituntut kerjasama yang baik antara pengelolah proyek, pemilik, dan konsultan dan perencana serta antara konsultan perencana, penasehat dan pelaksana.

Disamping dapat menterjemahkan keinginan pemiliki, pelaksana dan pengelolah proyek harus memahami ketentuan – ketentuan dari instansi pemerintah karena perencana beton harus memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Berdasarkan diatas, aktivitas utama pengerjaan beton terletak pada perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencana dan pengendalian mutu pada saat pelaksanaan yang dilakukan oleh kontraktor dibawah pengawasan konsultan perencanaan dan konsultan supervise. Pengerjaan beton dimulai jika telah ada penunjukan atau perintah kerja dari pemilik.

Kegiatan perencanaan beton di mulai dari quarry atau tempat penambangan sumber alam. Perencana harus mengambil contoh – contoh material yang akan digunakan, sesuai dengan ketentuan standar baku yang telah ditetapkan. Pengambilan contoh ini dilakukan secara acak ( random )  agar sifat – sifat bahan yang akan di uji terwakili. Contoh bahan uji ini kemudian dibawah ke laboratorium untuk di cek dan diuji.

Jika parameter besaran yang dimiliki masing – masing bahan tersebut telah sesuai dengan syarat yang diberikan (code standard) , bahan tersebut dapat di gunakan. Jika bahan yang diuji tidak meenuhi syarat, pelaksana harus mencari sumber bahan yang lainnya atau mencampur bahan yang mutunya kurang dengan bahan lainnya sehingga komposisi bahan yang dihasilkan sesuai dengan syarat yang ditentukan.

Setelah nilai masing – masing bahan tersebut diperoleh, perancangan beton ( mix design ) harus dilakukan. Perancangan beton sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dapat dilakukan dengan metode – metode yang dikenal.

Di Indonesia, pekerjaan – pekerjaan milik pemerintah harus menggunakan standar industry Indonesia namun telah direvisi dan dikembangkan menjadi Standar Nasional Indonesia ( SNI ). Standar perencanaan beton yang di pakai adalah (SNI T-15-1990-03).

Setelah perancangan beton selesai, perlu dilakukan pengujian lanjutan melalui pengujian campuran beton di laboratorium. Pengujian beton ini meliputi pengujian beton segar dan pengujian beton keras. Pengujian beton segar di maksudkan untuk mengetahui workability atau kemudahan dalam pengerjaannya. Indikator dari kemudahan dalam pengerjaan ini dapat dilihat dari nilai slump beton. Tujuan pengujian beton segar lainnya adalah untuk melihat apakah terjadi bleeding dan segregation atau tidak.

Pengujian beton keras terutama dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan tekan karakteristik dari beton tersebut (f’c). pengujian ini dilakukan dengan membuat benda uji berbentuk selinder yang pada umur tertentu diuji. Jika benda uji tersebut tidak lulus pada pengujian ini, harus dilakukan perancangan ulang campuran sampai didapatkan komposisi yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik yang dibuat oleh pemilik.

Setelah pembuatan campuran di laboratorium selesai dilakukan, proses selanjutnya adalah membawa hasil komposisi mix design tersebut sebagai Job mix Formula (JMF) ke tempat pengolahan beton. Tempat pengolahan dapat berupa pengolahan yang menggunakan mesin Mixing biasa (molen) maupun pengolahan beton yang besar (concrete plant).

Selama masa pengolahan beton ini berjalan, proses pengawasan kualitas harus tetap dilakukan oleh kontraktor, di bawah pengawasan konsultan pengawas. Jika terjadi perubahan terhadap parameter bahan penyusun beton, pengujian laboratorium harus dilakukan lagi sebagai quality control bahan – bahan komposisi beton, yakni temoat pengecorannya. Selama masa pengangkutan, beton segar tersebut harus tetap di jaga agar tidak mengalami kehilangan Faktor Air Semen yang dapat menyebabkan menurunnya kekuatan tekan beton. Hal ini dilakukan agar beton yang di hasilkan sesuai dengan yang di inginkan.

Selama masa pelaksanaan pun proses control tidak boleh dihentikan. Pada masa ini, pelaksanaan pengecoran,pemadatan,perawatan, dan penyelesaian harus diawasi. Setelah beton mengeras dan berumur 28 hari, uji tekan untuk mengetahui kekuatannya harus dilakukan. Jika pengujian tersebut tidak dilakukan, dapat dilakukan tindakan lain sesuai denga syarat evaluasi beton keras.

Pengujian dapat dilakukan denga core drill dan load test atau dengan merancang ulang mekanikanya dengan menggunakanmutu beton aktuak (f’ca).

Demikianlah tulisan tentang Tahapan Pengerjaan Beton dilapangan yang harus dilalui. Semoga tulisan ini bermanfaat.


Sumber referensi : Teknologi Beton (Ir. Trimulyono, MT)


Anda Juga Bisa Membaca Artikel Lain Tentang Teknik Sipil :
 
 

Thursday, December 6, 2012

Kinerja Beton Penting buat Konstruksi



Kinerja Kinerja Beton yang Penting buat Konstruksi


Tempat Produksi Beton
Sampai saat ini Beton masih menjadi Pilihan utama dalam pembuatan Konstruksi. Selain karena kemudahannya dalam mendapatkan material penyususnannya, hal itu juga disebabkan oleh penggunaan tenaga yang cukup besar sehingga dapat mengurangi penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Selain dua kinerja yang telah disebutkan diatas, yaitu kekuatan tekananyang tinggi dan kemudahan pengerjaannya, kelangsungan proses pengadaan beton pada proses produksinya juga merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan.

Sifat – Sifat dan karakteristik material penyusun beton akan mempengaruhi kinerja dari beton yang di buat. Kinerja beton ini harus disesuaikan dengan katagori bangunan yang di buat. ASTM membagi bangunan menjadi tiga katagori : Rumah Tinggal, Perumahan, dan struktur yang menggunakan beton mutu tinggi.

Menurut SNI T.15-1990-03 Beton yang digunakan pada rumah tinggal atau untuk penggunaan beton dengan kekuatan tekan tidak melebihi 10 Mpa. Boleh menggunakan campuran 1 semen : 2 pasir : dan 3 Batu pecah dengan Slump. Untuk mengukur kemudahan pengerjaan tidak lebih dari 100 mm.

Pengerjaan beton dengan kekuatan tekan hingga 20 Mpa boleh menggunakan penakaran Volume, tetapi penggunaan beton dengan kekuatan tekan lebih besar dari 20 Mpa harus menggunakan campuran berat.
Tiga kinerja yang dibutuhkan dalam pembuatan beton adalah ( STP 169 C Concrete dan Concrete-Making Materials) :

  1 .  Memenuhi criteria konstruksi yaitu dapat dengan mudah dikerjakan dan dibentuk serta mempunyai nilai ekonomis.
   2  .       Kekuatan tekan
   3  .       Durabilitas atau keawetan.

Kinerja yang dihasilkan pada proses pengadaan beton haruslah seragam. Secara umum prosedur untuk mendapatkan kinerja yang seragam dalam pengerjaan beton dapat dilihat pada diagram alir pada gambar di bawah ini.










Survey yang dilakukan ASTM mengenai pengaruh bahan – bahan yang digunakan dalam kinerja beton dilakukan pada 27 responden. Kreteria penilaian variable menggunakan skala 1 sampai 10 dimana 10 merupakan pengaruh tertinggi terhadap kinerja yang dihasilkan seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Penilaian ini didasarkan pada pentingnya penggunaan bahan tersebut untuk menghasilkan kinerja tertentu dalam beton yang dibuat

Secara praktis, penilaian mengenai penggunaan bahan untuk menghasilkan kinerja tertentu akan bergantung pada tujuan beton tersebut dibuat. Penggunaan semen untuk rumah tinggal akan lebih banyak jika dibandingkan untuk penggunaan perumahan komersil atau beton mutu tinggi. Jadi, komposisi bahan penyusun juga harus dilihat berdasarkan tujuan pembuatan beton tersebut.

Berdasarkan katagori rumah tinggal perumahan dan beton mutu tinggi dampak pengaruh bahan terhadap kinerja beton yang dihasilkan.                                                                                
Gambar diatas menjelaskna bahwa penggunaan semen pada campuran beton sangatlah penting. Penggunaan air tidak begitu berpengaruh terhadap pembentukan kinerja beton seperti yang dijelaskna oleh Abrams (1920) ia meniliti pengaruh air dalam perbandingannya dengan semen (FAS/WCR). Abrams hanya mengatakan bahwa jika FAS atau water Content Ration lebih besar dari 0.6 maka kinerja kekuatan beton akan semakin turun. Begitu juga sebaliknya. 

Namun demikian, mengingat mahalnya harga semen maka untuk pekerjaan berskala besar, penggunaan semen ini harus diusahakan seminimal mungkin hal ini mendorong penggunaan bahan pengganti semen.

Biasanya para kontraktor dalam melaksanakan proyek konstruksi hal ini sangat diperhatikan untuk mendapatkan komposisi campuran beton yang berkualitas namun meminimalkan penggunaan semen untuk lebih menghemat dalam hal biaya pembuatan beton.

Sumber referensi : Teknologi Beton (Ir. Trimulyono, MT )


Baca Juga Artikel :Lain Tentang Beton :

Gambaran Umum Tentang Beton

Masukan saya Dalam Lingkaran Google Plus Anda
 

 

KLIK TOMBOL G+ Jika Anda Suka

Model Rumah Adat Jawa Barat


Model Rumah Adat jawa Barat

Seperti halnya provinsi lain yang ada di Indonesia, Jawa Barat memiliki berbagai macam rumah tinggal. Salah satunya adalah rumah tinggal yang disebut jogo anjing, yaitu rumah yang bentuknya segi empat dengan serambi di depan yang bentuknya masih sederhana. Selain itu, juga ada rumah heuaay bodoh yang bentuknya sedikit lebih besar, dan rumah julang ugapok yang mempunyai bentuk atap yang kelihatan megah.

Salah satu bentuk rumah yang ada di daerah Jawa Barat dapat dilihat dari model bangunan Kesultanan Cirebon. Bangunan kesultanan di daerah Cirebon memiliki berbagai ruangan. Ruang jinem pangrawit atau pendopo digunakan sebagai tempat berkumpul para punggawa dan prajurit yang sedang bertugas. Ruang pringgodani digunakan sebagai tempat sultan mengadakan pertemuan dengan para stafnya. Ruang prabayaksa digunakan sebagai tempat sultan menerima tamu penting. Sementara, ruang panembahan adalah tempat sultan bekerja dan beristirahat di siang hari.


Selain ruang-ruang di atas, terdapat ajeng, yaitu bangunan yang terletak paling depan dan digunakan sebagai tempat kesenian untuk menyambut tamu-tamu penting. Kemudian ada lunjuk, bangunan yang digunakan para tamu untuk melapor kedatangannya dengan berbagai keperluan di keraton. Lalu, ada srimenganti, bangunan yang berfungsi sebagai ruang tunggu. Langgar alit adalah tempat beribadah dan kegiatan keagamaan keluarga sultan. Jinem arum adalah ruang pertemuan keluarga sultan. Dan, yang terakhir adalah kaputren, yaitu bangunan tempat tinggal putri sultan
Sumber : Carapedia.com

Baca Juga Artikel Lain tentang Model Model Rumah :

Model Model Taman Rumah
Model Model Teras Rumah Minimalis
Model Model Plafon Rumah
Model Model Rumah Kayu
Model Model Rumah Kayu
Model Model Cat Rumah
Model Model Rumah Baru
Model Model Rumah terbaru
Model Model Rumah Tingkat
Model Model  Rumah Unik Di Dunia terbaru