Tuesday, June 26, 2012

Menggunakan Cahaya Alami untuk Menambah Kenyamanan Rumah Tinggal


Unsur pencahayaan dalam design rumah merupakan salah satu faktor dalam menciptakan kenyamanan pada ruangan serta mendukung kegiatan yang berlangsung di setiap ruangan.
Secara garis besar untuk mendukung/menata pola pencahayaan pada bangunan harus memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut :

Pencahayaan Alami
  1. Arah jatuhnya sinar matahari. ( terkait dengan posisi rumah terhadap arah datangnya sinar/cahaya matahari )
  2. Waktu penyinaran yang terbatas ( antara pukul 06.00 – 18.00 ) ( siang hari )
  3. Efek penyinaran, langsung/tidak langsung terhadap kegiatan yang ada di dalam ruangan.
  4. Pengaruh cuaca – cuaca yang akan timbul.
ilustrasi pencahayaan kamar
Penggunaan cahaya alami terutama cahaya pagi sangat dibutuhkan di dalam ruang dikarenakan cahaya pagi bersifat menyehatkan.
Untuk mengatur kualitas cahaya matahari pada pagi hari sesuai dengan yang diinginkan, dapat dilakukan dengan cara :

  • Memaksimalkan bukaan melalui ventilasi agar cahaya dapat masuk kedalam ruangan.tanpa menganggu kenyamanan
  • Menggunakan vegetasi sebagai filter cahaya matahari.
  • Sinar matahari yang tinggi dapat mengakibatkan kesilauan baik itu secara langsung maupun pantulan cahaya, hal ini dapat diantisipasi dengan menggunakan kanopi sebagai penghalang/peneduh.

Pencahayaan Buatan

Dalam pencahayaan pada bagian dalam ruang sangat mempengaruhi dari aktivitas kegiatan dan fungsi dari bangunan. karena dapat memberikan suasana yang berbeda di dalam ruangan
Pencahayaan buatan atau lampu dapat memberikan kesan yang tidak membosankan terhadap sebuah bangunan atau ruang, dan pencahayaan buatan dapat menciptakan suasana yang berbeda pada ruangan, mulai dari bentuk dan warna yang dipakai.

ilustrasi cahaya buatan
Cara ini dapat dipakai dengan menggunakan cahaya lampu baik lampu untuk dalam rumah maupun luar rumah misalnya :
  1. Type lampu Up-Down Light
  2. Type lampu Projector
  3. Type lampu Ground
  4. Type lampu lampu Floodlight
  5. Type lampu Under Water
  6. dsb
Bagi anda yang punya ide dan masukan silakan dituangkan dalam kolom komentar agar bisa berbagi pengetahuan.
Terima kasih sebelumnya.... !

Monday, June 18, 2012

Budaya Lokal Indonesia antara ada dan tiada

Indonesia kaya dengan beragam budaya dan keindahan alam, serta aneka masakan yang mengandung nilai cita rasa tinggi. Keindahan itu semua yang akhirnya membuat Indonesia dikenal sebagai salah satu negara tempat wisata yang popular.
Kita sebagai bagian dari Bangsa Indonesia patut bangga terlahir sebagai warga negara Indonesia, 
Kekayaan alam, budaya berjajar dari barat sampai ketimur, mulai dari Lagu daerah, Tarian, Adat Istiadat, Rumah Adat yang semuanya merupakan Kebudayaan Nasional dan merupakan Indentitas kita sebagai bangsa.


Tapi apakah cukup dengan bangga maka semuanya akan membawa kita menjadi bangsa yang besar ?,
Coba kita lihat sekitar kita apakah budaya yang kita bangga banggakan itu saat ini ada ataukah hanya sebuah cerita pengantar tidur ?
Apakah anak2 muda saat ini kenal dengan budaya indonesia ataukah lebih kenal dengan budaya barat ?
Apakah gema teriakan "lestarikan budaya bangsa !" juga diikuti dengan upaya untuk itu secara riil ?

Inventarisasi Budaya dan Kesenian Tradisional sudah merupakan langkah yang harus dilakukan oleh semua elemen bangsa. jangan sampai kita hanya bisa bangga tapi kita sendiri hanya bisa bercerita.

Sampai sekarang belum ada data yang valid mengenai budaya dan kesenian tradisional baik pada tingkat Kabupaten, Propinsi maupun tingkat Nasional.
Pada era globalisasi saat ini sudah selayaknya dilakukan Inventarisasi budaya dan kesenian tradisional agar tidak hilang ataupun justru pihak asing lebih tahu dibanding kita.
Ini adalah beberapa budaya dan kesenian yang di-Klaim sebagai budaya Luar :
  1. Tortor Dan Gondang Sambilan Mandailing (direncanakan) oleh Pemerintah Malaysia ( th. 2012)
  2. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia
  3. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
  4. Kain Ulos oleh Malaysia
  5. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
  6. Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
  7. Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
  8. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
  9. Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
  10. Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
  11. Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
  12. Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
  13. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
  14. Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
  15. Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
  16. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
  17. Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah
  18. Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah
  19. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
  20. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
  21. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
  22. Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah
  23. Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah
  24. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
  25. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
  26. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
  27. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
  28. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
  29. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
  30. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
  31. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
  32. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
  33. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
  34. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
  35. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
  36. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
  37. Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
  38. Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
  39. Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
  40. Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda;    sumber :budaya-indonesia.org
Data diatas bisa sebagai dasar untuk perduli dan bertindak secara nyata, jangan hanya bisa marah marah saat ada yang Klaim dari negara lain tapi juga harus dilakukan proteksi secara nyata baik dan adanya upaya pelestarian serta pengenalan budaya dan seni tradisional terutama kepada generasi muda.

Saatnya Berbuat bukan Bedebat....................!

Teknik Seleksi Sketch Up

Setelah kita mengenal dasar - dasar SketchUp, latihan berikutnya adalah bagaimana mengoptimalkan perintah - perintah di SketchUp, sehingga membuat peralatan dasar SketchUp menjadi handal, dan bisa digunakan untuk banyak keperluan.

Mari kita awali dengan tombol dasar "selection". Sederhana memang tool yang satu ini. Namun jika kita mampu menguasai beberapa teknik seleksi, pekerjaan gambar kita

Ruang Tamu Minimalis 0001

Interior Ruang tamu

Rumah Minimalis 1 Lantai

Desain Rumah Lebar 7 Meter

Thursday, June 14, 2012

Desain Rumah Minimalis 2 lantai dengan dinding ekspose

Rumah Minimalis 2 Lantai berikut rencananya akan dibangun di daerah Bandung. Rumah ini akan dibangun diatas tanah seluas 90m2. Rumah milik Bapak Iim ini, sengaja menampilkan kesan yang natural, sederhana tetapi tetap enak untuk dilihat. View Point rumah minimalis 2 lantai ini terletak pada dinding bangunan yang sengaja diekspose.

Desain Rumah Minimalis 2 lantai 1
Tampak Depan
Desain Rumah Minimalis 2 lantai 2
Perspektif 1
Desain Rumah Minimalis 2 lantai 3
Perspektif 2
Desain Rumah Minimalis 2 lantai 4
Tampak Samping
Desain Rumah Minimalis 2 lantai 5
Close Up 1
Desain Rumah Minimalis 2 lantai 6
Close Up 2
Desain Rumah Minimalis 2 lantai 7
Close Up 3
Karena menghadap ke arah timur, maka sengaja diberikan banyak bukaan diposisi depan rumah. Maksudnya agar dapat mengambil cahaya matahari secara optimal, sehingga untuk siang hari hanya menggunakan pencahayaan alami saja untuk penerangan ruangan rumah minimalis 2 lantai ini. Sehingga dengan demikian dapat menghemat biaya listrik.

Untuk Kusen pintu dan Jendela, dibuat agar terkesan sederhana namun tetap fungsional. Bentukan kusen yang khas rumah minimalis kebanyakan, dengan aksen memanjang dan ramping masih digunakan pada desain rumah minimalis 2 lantai milik Bapak Iim ini. Selain mengikuti konsep awal rumah minimalis ini sendiri, tentunya tanpa mengesampingkan fungsionalnya.
Desain Rumah Minimalis 2 lantai 8
View 1 (2D)

Desain Rumah Minimalis 2 lantai 9
View 2 (2D)

Secara keseluruhan, rumah minimalis 2 lantai ini didesain agar terlihat sederhana, simple, tapi tetap memiliki ciri khas. Dalam hal ini dinding yang sengaja diekspose menjadi ciri khas rumah ini. Demikian review singkat Rumah Desain 2000 atas Desain Rumah Minimalis 2 Lantai dengan dinding ekspose diatas. Bagaimana menurut anda?

Wednesday, June 13, 2012

Random Post Blogger dengan Tumbnails


Menampilkan isi blog/website merupakan cara agar pembaca/pengunjung bisa dengan mudah untuk mendapat informasi yang diinginkan, selain juga untuk memperkenalkan isi dari blog/website kita.
Random post bisa dipakai sebagai alternatif untuk menampilan isi blog secara acak dengan tampilan judul posting dan image serta jumlah komentar yang ada.
Caranya cukup mudah dan sederhana.

Ikuti Langkah Berikut :

  1. Klik Page Element
  2. Klik Add Gadget
  3.   AddGadget
  4. Klik plus button (+) for HTML/JavaScript. (img)

    HTML
  5. Copy and paste kode dibawah ini
<style type="text/css"><!--
.recent_post_content{width:100%;}
.recent_post_content_item {filter: alpha(opacity=80);opacity: 0.8;}
.recent_post_content img {width:32px;height:32px;background-position: center;margin:7px;padding: 2px;border:#888 solid thin;}
.recent_post_content_item table, .recent_post_content_item tr, .recent_post_content_item td {vertical-align: middle;}
.recent_post_content_item table {margin-bottom:2px;margin-top:3px;}
.recent_post_content_item:hover {filter: alpha(opacity=100);opacity: 1;}
.recent_post_title a{font-size:12px;text-decoration:none;font-weight:bold;color:inherit}
.recent_post_title a:hover{text-decoration:underline}
.recent_post_content_item .recent_post_info {filter: alpha(opacity=60);opacity: 0.6;font-size: 11px;}
--></style>

<script type="text/JavaScript">
<!--
// Create by Tien Nguyen
// Copyright by bloggeritems.com
// Use the code without copyright agreement, you will be reported as spam

//Setting_begin
var No_Thumb_Url='https://lh4.googleusercontent.com/-a0EGUr630vQ/T7c8bL2MkMI/AAAAAAAABg8/xFo3XHcAiNA/s32/Hfavicon.jpg';
var Max_Post_Display=10;
var Sum_Len='130';

//Setting_end

//Define your language
var Lang_By = 'By ';
var Lang_comment = ' comment';
var Lang_comments = ' comments';

//For valid feed, not touch


var _0xc4c0=["\x75\x20\x46\x28\x4E\x2C\x48\x2C\x6F\x2C\x65\x2C\x4F\x29\x7B\x37\x20\x4A\x3D\x27\x27\x3B\x35\x28\x48\x21\x3D\x27\x27\x29\x4A\x3D\x27\x2F\x2D\x2F\x27\x2B\x48\x3B\x37\x20\x51\x3D\x27\x27\x3B\x35\x28\x6F\x21\x3D\x27\x27\x29\x51\x3D\x27\x6F\x2D\x31\x71\x3D\x27\x2B\x6F\x2B\x27\x26\x27\x3B\x37\x20\x4D\x3D\x27\x27\x3B\x35\x28\x65\x21\x3D\x27\x27\x29\x4D\x3D\x27\x65\x2D\x31\x74\x3D\x27\x2B\x65\x2B\x27\x26\x27\x3B\x31\x38\x2E\x31\x39\x28\x27\x3C\x55\x20\x4E\x3D\x22\x31\x70\x2F\x31\x6F\x22\x20\x50\x3D\x22\x2E\x2E\x2F\x2E\x2E\x2F\x31\x6E\x2F\x27\x2B\x4E\x2B\x27\x2F\x36\x27\x2B\x4A\x2B\x27\x3F\x27\x2B\x51\x2B\x4D\x2B\x27\x31\x72\x3D\x64\x2D\x63\x2D\x55\x26\x4F\x3D\x27\x2B\x4F\x2B\x27\x22\x3E\x3C\x5C\x2F\x55\x3E\x27\x29\x7D\x75\x20\x4B\x28\x64\x29\x7B\x37\x20\x31\x31\x3D\x2F\x3C\x5C\x53\x5B\x5E\x3E\x5D\x2A\x3E\x2F\x67\x3B\x32\x2E\x73\x3D\x41\x28\x64\x2E\x43\x2E\x49\x24\x31\x76\x2E\x24\x74\x29\x3B\x32\x2E\x6F\x3D\x41\x28\x64\x2E\x43\x2E\x49\x24\x31\x73\x2E\x24\x74\x29\x3B\x32\x2E\x44\x3D\x41\x28\x64\x2E\x43\x2E\x49\x24\x31\x75\x2E\x24\x74\x29\x3B\x32\x2E\x45\x3D\x66\x20\x68\x28\x29\x3B\x32\x2E\x6B\x3D\x66\x20\x68\x28\x29\x3B\x32\x2E\x62\x3D\x66\x20\x68\x28\x29\x3B\x32\x2E\x36\x3D\x66\x20\x68\x28\x29\x3B\x32\x2E\x79\x3D\x66\x20\x68\x28\x29\x3B\x32\x2E\x71\x3D\x66\x20\x68\x28\x29\x3B\x32\x2E\x42\x3D\x66\x20\x68\x28\x29\x3B\x32\x2E\x72\x3D\x66\x20\x68\x28\x29\x3B\x32\x2E\x76\x3D\x66\x20\x68\x28\x29\x3B\x32\x2E\x38\x3D\x32\x2E\x73\x2D\x32\x2E\x6F\x2B\x31\x3B\x35\x28\x32\x2E\x38\x3E\x32\x2E\x44\x29\x32\x2E\x38\x3D\x32\x2E\x44\x3B\x54\x28\x37\x20\x69\x3D\x30\x3B\x69\x3C\x32\x2E\x38\x3B\x69\x2B\x2B\x29\x7B\x32\x2E\x79\x5B\x69\x5D\x3D\x27\x27\x3B\x32\x2E\x71\x5B\x69\x5D\x3D\x27\x23\x27\x3B\x32\x2E\x42\x5B\x69\x5D\x3D\x27\x27\x3B\x35\x28\x31\x32\x20\x31\x35\x21\x3D\x27\x31\x69\x27\x29\x32\x2E\x42\x5B\x69\x5D\x3D\x31\x35\x3B\x32\x2E\x45\x5B\x69\x5D\x3D\x27\x27\x3B\x32\x2E\x6B\x5B\x69\x5D\x3D\x27\x27\x3B\x32\x2E\x62\x5B\x69\x5D\x3D\x27\x23\x27\x3B\x32\x2E\x36\x5B\x69\x5D\x3D\x30\x3B\x32\x2E\x72\x5B\x69\x5D\x3D\x27\x27\x3B\x35\x28\x31\x32\x20\x31\x34\x21\x3D\x27\x31\x69\x27\x29\x32\x2E\x72\x5B\x69\x5D\x3D\x31\x34\x3B\x32\x2E\x76\x5B\x69\x5D\x3D\x27\x27\x3B\x37\x20\x34\x3D\x64\x2E\x43\x2E\x34\x5B\x69\x5D\x3B\x35\x28\x27\x31\x33\x27\x63\x20\x34\x29\x32\x2E\x45\x5B\x69\x5D\x3D\x34\x2E\x31\x33\x2E\x24\x74\x3B\x35\x28\x27\x6B\x27\x63\x20\x34\x29\x32\x2E\x6B\x5B\x69\x5D\x3D\x34\x2E\x6B\x2E\x24\x74\x3B\x35\x28\x27\x62\x27\x63\x20\x34\x29\x7B\x54\x28\x37\x20\x6A\x3D\x30\x3B\x6A\x3C\x34\x2E\x62\x2E\x47\x3B\x6A\x2B\x2B\x29\x7B\x35\x28\x34\x2E\x62\x5B\x6A\x5D\x2E\x31\x46\x3D\x3D\x27\x31\x4C\x27\x29\x7B\x32\x2E\x62\x5B\x69\x5D\x3D\x34\x2E\x62\x5B\x6A\x5D\x2E\x52\x3B\x31\x4E\x7D\x7D\x35\x28\x6A\x3D\x3D\x34\x2E\x62\x2E\x47\x29\x32\x2E\x62\x5B\x69\x5D\x3D\x27\x23\x27\x7D\x35\x28\x27\x36\x27\x63\x20\x34\x29\x32\x2E\x36\x5B\x69\x5D\x3D\x34\x2E\x36\x2E\x24\x74\x3B\x32\x2E\x36\x5B\x69\x5D\x3D\x32\x2E\x36\x5B\x69\x5D\x2E\x31\x49\x28\x31\x31\x2C\x27\x27\x29\x3B\x35\x28\x32\x2E\x36\x5B\x69\x5D\x2E\x47\x3E\x5A\x29\x7B\x32\x2E\x36\x5B\x69\x5D\x3D\x32\x2E\x36\x5B\x69\x5D\x2E\x31\x48\x28\x30\x2C\x5A\x29\x2B\x27\x2E\x2E\x2E\x27\x7D\x35\x28\x27\x6D\x27\x63\x20\x34\x29\x7B\x35\x28\x27\x56\x27\x63\x20\x34\x2E\x6D\x5B\x30\x5D\x29\x7B\x32\x2E\x79\x5B\x69\x5D\x3D\x34\x2E\x6D\x5B\x30\x5D\x2E\x56\x2E\x24\x74\x7D\x35\x28\x27\x71\x27\x63\x20\x34\x2E\x6D\x5B\x30\x5D\x29\x32\x2E\x71\x5B\x69\x5D\x3D\x34\x2E\x6D\x5B\x30\x5D\x2E\x71\x2E\x24\x74\x3B\x35\x28\x27\x57\x24\x59\x27\x63\x20\x34\x2E\x6D\x5B\x30\x5D\x29\x7B\x32\x2E\x42\x5B\x69\x5D\x3D\x34\x2E\x6D\x5B\x30\x5D\x2E\x57\x24\x59\x2E\x50\x7D\x7D\x35\x28\x27\x58\x24\x31\x37\x27\x63\x20\x34\x29\x32\x2E\x72\x5B\x69\x5D\x3D\x34\x2E\x58\x24\x31\x37\x2E\x31\x4A\x3B\x35\x28\x27\x31\x6B\x24\x73\x27\x63\x20\x34\x29\x32\x2E\x76\x5B\x69\x5D\x3D\x34\x2E\x31\x6B\x24\x73\x2E\x24\x74\x7D\x4C\x20\x32\x7D\x75\x20\x31\x63\x28\x38\x2C\x65\x29\x7B\x35\x28\x38\x3D\x3D\x65\x29\x7B\x4C\x20\x38\x7D\x37\x20\x78\x3D\x30\x3B\x37\x20\x6E\x3D\x30\x3B\x35\x28\x65\x3E\x38\x29\x7B\x6E\x3D\x65\x2D\x38\x3B\x78\x3D\x38\x7D\x31\x6D\x7B\x6E\x3D\x38\x2D\x65\x3B\x78\x3D\x65\x7D\x6E\x3D\x31\x67\x2E\x31\x4B\x28\x31\x67\x2E\x31\x77\x28\x29\x2A\x6E\x29\x3B\x4C\x28\x6E\x2B\x78\x29\x7D\x46\x28\x27\x31\x68\x27\x2C\x27\x27\x2C\x27\x27\x2C\x27\x30\x27\x2C\x27\x31\x65\x27\x29\x3B\x75\x20\x31\x65\x28\x64\x29\x7B\x31\x66\x3D\x4B\x28\x64\x29\x3B\x31\x64\x3D\x31\x66\x2E\x73\x3B\x70\x3D\x31\x64\x2D\x31\x6C\x3B\x35\x28\x70\x3C\x31\x29\x70\x3D\x31\x3B\x70\x3D\x31\x63\x28\x31\x2C\x70\x29\x3B\x46\x28\x27\x31\x68\x27\x2C\x27\x27\x2C\x27\x27\x2B\x70\x2B\x27\x27\x2C\x27\x27\x2B\x31\x6C\x2B\x27\x27\x2C\x27\x31\x6A\x27\x29\x7D\x75\x20\x31\x6A\x28\x64\x29\x7B\x37\x20\x39\x3D\x4B\x28\x64\x29\x3B\x37\x20\x33\x3D\x22\x22\x3B\x54\x28\x37\x20\x69\x3D\x30\x3B\x69\x3C\x39\x2E\x38\x3B\x69\x2B\x2B\x29\x7B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x6C\x20\x7A\x3D\x22\x31\x4D\x22\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x31\x30\x20\x31\x61\x3D\x22\x30\x25\x22\x20\x31\x47\x3D\x22\x30\x22\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x31\x62\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x77\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x61\x20\x52\x3D\x22\x27\x2B\x39\x2E\x62\x5B\x69\x5D\x2B\x27\x22\x20\x6B\x3D\x22\x27\x2B\x39\x2E\x36\x5B\x69\x5D\x2B\x27\x22\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x31\x7A\x20\x50\x3D\x22\x27\x2B\x39\x2E\x72\x5B\x69\x5D\x2B\x27\x22\x20\x31\x61\x3D\x22\x31\x36\x22\x20\x31\x79\x3D\x22\x31\x36\x22\x2F\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x2F\x61\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x2F\x77\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x77\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x6C\x20\x7A\x3D\x22\x31\x78\x22\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x61\x20\x52\x3D\x22\x27\x2B\x39\x2E\x62\x5B\x69\x5D\x2B\x27\x22\x20\x6B\x3D\x22\x27\x2B\x39\x2E\x36\x5B\x69\x5D\x2B\x27\x22\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x39\x2E\x6B\x5B\x69\x5D\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x2F\x61\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x2F\x6C\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x6C\x20\x7A\x3D\x22\x31\x41\x22\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x28\x31\x42\x2B\x39\x2E\x79\x5B\x69\x5D\x2B\x27\x20\x2D\x20\x27\x2B\x39\x2E\x76\x5B\x69\x5D\x29\x3B\x35\x28\x41\x28\x39\x2E\x76\x5B\x69\x5D\x29\x3E\x31\x29\x7B\x33\x2B\x3D\x31\x45\x7D\x31\x6D\x7B\x33\x2B\x3D\x31\x44\x7D\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x2F\x6C\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x2F\x77\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x2F\x31\x62\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x2F\x31\x30\x3E\x27\x3B\x33\x2B\x3D\x27\x3C\x2F\x6C\x3E\x27\x7D\x33\x3D\x27\x3C\x6C\x20\x7A\x3D\x22\x31\x43\x22\x3E\x27\x2B\x33\x2B\x27\x3C\x2F\x6C\x3E\x27\x3B\x31\x38\x2E\x31\x39\x28\x33\x29\x7D","\x7C","\x73\x70\x6C\x69\x74","\x7C\x7C\x74\x68\x69\x73\x7C\x73\x74\x72\x5F\x6F\x75\x74\x7C\x65\x6E\x74\x72\x79\x7C\x69\x66\x7C\x73\x75\x6D\x6D\x61\x72\x79\x7C\x76\x61\x72\x7C\x6D\x69\x6E\x7C\x52\x70\x6F\x73\x74\x7C\x7C\x6C\x69\x6E\x6B\x7C\x69\x6E\x7C\x6A\x73\x6F\x6E\x7C\x6D\x61\x78\x7C\x6E\x65\x77\x7C\x7C\x4F\x62\x6A\x65\x63\x74\x7C\x7C\x7C\x74\x69\x74\x6C\x65\x7C\x64\x69\x76\x7C\x61\x75\x74\x68\x6F\x72\x7C\x64\x69\x66\x66\x7C\x73\x74\x61\x72\x74\x7C\x6D\x69\x6E\x5F\x69\x6E\x64\x65\x78\x7C\x75\x72\x69\x7C\x74\x68\x75\x6D\x62\x7C\x74\x6F\x74\x61\x6C\x7C\x7C\x66\x75\x6E\x63\x74\x69\x6F\x6E\x7C\x63\x6D\x7C\x74\x64\x7C\x72\x6D\x69\x6E\x7C\x61\x75\x6E\x61\x6D\x65\x7C\x63\x6C\x61\x73\x73\x7C\x70\x61\x72\x73\x65\x49\x6E\x74\x7C\x61\x76\x61\x74\x61\x72\x7C\x66\x65\x65\x64\x7C\x69\x74\x65\x6D\x7C\x70\x75\x62\x7C\x46\x65\x65\x64\x5F\x43\x61\x6C\x6C\x7C\x6C\x65\x6E\x67\x74\x68\x7C\x6C\x61\x62\x65\x6C\x7C\x6F\x70\x65\x6E\x53\x65\x61\x72\x63\x68\x7C\x64\x69\x72\x7C\x46\x65\x65\x64\x5F\x50\x61\x72\x73\x65\x7C\x72\x65\x74\x75\x72\x6E\x7C\x6D\x61\x78\x5F\x72\x65\x73\x75\x6C\x74\x7C\x74\x79\x70\x65\x7C\x63\x61\x6C\x6C\x62\x61\x63\x6B\x7C\x73\x72\x63\x7C\x73\x74\x61\x72\x74\x5F\x69\x6E\x64\x65\x78\x7C\x68\x72\x65\x66\x7C\x7C\x66\x6F\x72\x7C\x73\x63\x72\x69\x70\x74\x7C\x6E\x61\x6D\x65\x7C\x67\x64\x7C\x6D\x65\x64\x69\x61\x7C\x69\x6D\x61\x67\x65\x7C\x53\x75\x6D\x5F\x4C\x65\x6E\x7C\x74\x61\x62\x6C\x65\x7C\x72\x65\x7C\x74\x79\x70\x65\x6F\x66\x7C\x70\x75\x62\x6C\x69\x73\x68\x65\x64\x7C\x4E\x6F\x5F\x54\x68\x75\x6D\x62\x5F\x55\x72\x6C\x7C\x4E\x6F\x5F\x41\x76\x61\x74\x61\x72\x5F\x55\x72\x6C\x7C\x33\x32\x70\x78\x7C\x74\x68\x75\x6D\x62\x6E\x61\x69\x6C\x7C\x64\x6F\x63\x75\x6D\x65\x6E\x74\x7C\x77\x72\x69\x74\x65\x7C\x77\x69\x64\x74\x68\x7C\x74\x72\x7C\x52\x61\x6E\x64\x6F\x6D\x7C\x54\x6F\x74\x61\x6C\x5F\x50\x6F\x73\x74\x7C\x47\x65\x74\x5F\x54\x6F\x74\x61\x6C\x5F\x50\x6F\x73\x74\x7C\x6A\x50\x6F\x73\x74\x7C\x4D\x61\x74\x68\x7C\x70\x6F\x73\x74\x73\x7C\x75\x6E\x64\x65\x66\x69\x6E\x65\x64\x7C\x52\x61\x6E\x64\x6F\x6D\x5F\x50\x6F\x73\x74\x5F\x53\x68\x6F\x77\x7C\x74\x68\x72\x7C\x4D\x61\x78\x5F\x50\x6F\x73\x74\x5F\x44\x69\x73\x70\x6C\x61\x79\x7C\x65\x6C\x73\x65\x7C\x66\x65\x65\x64\x73\x7C\x4A\x61\x76\x61\x53\x63\x72\x69\x70\x74\x7C\x74\x65\x78\x74\x7C\x69\x6E\x64\x65\x78\x7C\x61\x6C\x74\x7C\x73\x74\x61\x72\x74\x49\x6E\x64\x65\x78\x7C\x72\x65\x73\x75\x6C\x74\x73\x7C\x69\x74\x65\x6D\x73\x50\x65\x72\x50\x61\x67\x65\x7C\x74\x6F\x74\x61\x6C\x52\x65\x73\x75\x6C\x74\x73\x7C\x72\x61\x6E\x64\x6F\x6D\x7C\x72\x65\x63\x65\x6E\x74\x5F\x70\x6F\x73\x74\x5F\x74\x69\x74\x6C\x65\x7C\x68\x65\x69\x67\x68\x74\x7C\x69\x6D\x67\x7C\x72\x65\x63\x65\x6E\x74\x5F\x70\x6F\x73\x74\x5F\x69\x6E\x66\x6F\x7C\x4C\x61\x6E\x67\x5F\x42\x79\x7C\x72\x65\x63\x65\x6E\x74\x5F\x70\x6F\x73\x74\x5F\x63\x6F\x6E\x74\x65\x6E\x74\x7C\x4C\x61\x6E\x67\x5F\x63\x6F\x6D\x6D\x65\x6E\x74\x7C\x4C\x61\x6E\x67\x5F\x63\x6F\x6D\x6D\x65\x6E\x74\x73\x7C\x72\x65\x6C\x7C\x62\x6F\x72\x64\x65\x72\x7C\x73\x75\x62\x73\x74\x72\x69\x6E\x67\x7C\x72\x65\x70\x6C\x61\x63\x65\x7C\x75\x72\x6C\x7C\x66\x6C\x6F\x6F\x72\x7C\x61\x6C\x74\x65\x72\x6E\x61\x74\x65\x7C\x72\x65\x63\x65\x6E\x74\x5F\x70\x6F\x73\x74\x5F\x63\x6F\x6E\x74\x65\x6E\x74\x5F\x69\x74\x65\x6D\x7C\x62\x72\x65\x61\x6B","","\x66\x72\x6F\x6D\x43\x68\x61\x72\x43\x6F\x64\x65","\x72\x65\x70\x6C\x61\x63\x65","\x5C\x77\x2B","\x5C\x62","\x67"];eval(function (_0x5cedx1,_0x5cedx2,_0x5cedx3,_0x5cedx4,_0x5cedx5,_0x5cedx6){_0x5cedx5=function (_0x5cedx3){return (_0x5cedx3<_0x5cedx2?_0xc4c0[4]:_0x5cedx5(parseInt(_0x5cedx3/_0x5cedx2)))+((_0x5cedx3=_0x5cedx3%_0x5cedx2)>35?String[_0xc4c0[5]](_0x5cedx3+29):_0x5cedx3.toString(36));} ;if(!_0xc4c0[4][_0xc4c0[6]](/^/,String)){while(_0x5cedx3--){_0x5cedx6[_0x5cedx5(_0x5cedx3)]=_0x5cedx4[_0x5cedx3]||_0x5cedx5(_0x5cedx3);} ;_0x5cedx4=[function (_0x5cedx5){return _0x5cedx6[_0x5cedx5];} ];_0x5cedx5=function (){return _0xc4c0[7];} ;_0x5cedx3=1;} ;while(_0x5cedx3--){if(_0x5cedx4[_0x5cedx3]){_0x5cedx1=_0x5cedx1[_0xc4c0[6]]( new RegExp(_0xc4c0[8]+_0x5cedx5(_0x5cedx3)+_0xc4c0[8],_0xc4c0[9]),_0x5cedx4[_0x5cedx3]);} ;} ;return _0x5cedx1;} (_0xc4c0[0],62,112,_0xc4c0[3][_0xc4c0[2]](_0xc4c0[1]),0,{}));


-->
</script>

Simpan dan lihat hasilnya.

Keterangan :
  • var Max_Post_Display = 10; var Sum_Len = 130 = jumlah posting dan jumlah karakter (panjang judul posting) yang ingin ditampilkan / ubah angka 10 dan 130 sesuai kebutuhan.
  • .recent_post_content img {width:32px;height:32px = image/gambar yang ingin ditampilkan lebar;tingggi, ubah sesuai kebutuhan
  • font-size = ukuran besar kecil font; meliputi judul widget dan judul posting ( ubah sesuai kebutuhan )


Create by Tien Nguyen // Copyright by bloggeritems.com

Wednesday, June 6, 2012

Memahami Mutu Beton fc (Mpa) dan Mutu Beton K (kg/cm2)

Beton adalah bagian dari konstruksi yang dibuat dari campuran beberapa material sehingga mutunya akan banyak tergantung kondisi material pembentuk ataupun pada proses pembuatannya.
Untuk itu kualitas bahan dan proses pelaksanaannya harus dikendalikan agar dicapai hasil yang optimal.
Mutu beton K adalah kuat tekan karakteristik beton kg/cm2 dengan benda uji kubus sisi 15 cm.
Mutu beton fc adalah kuat tekan beton dalam Mpa yang disyaratkan dengan benda uji silinder 15 cm dengan tinggi 30 cm.
Contoh : 
K – 400, kekuatan tekan beton = 400 kg/cm2, dengan benda uji kubus 15 x 15 x 15
F’c = 40 MPa = kekuatan tekan beton = 40 Mpa, dengan benda uji silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm


uji mutu beton
 Berikut tabel konversi dari mutu beton fc ke beton K.

tabel konversi mutu beton
note : 0,083 = faktor konversi
Contoh : 
fc. 5 Mpa = 5/0,083 = 60,24 ( K.60,24 atau dengan pembulatan keatas = K.70 / K.75 )
K. 100 = 100 x 0.083 = 8,3 ( fc. 8,3 atau dengan pembulatan keatas = fc. 9 / fc. 10 )

tabel diatas merupakan contoh yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam menentukan mutu beton dalam pelaksanaan terkait dengan pemahaman antara Kualitas Beton dengan fc ( Mpa ) dan K ( kg/cm2 ).
Untuk mengetahui kepastian komposisi campuran dan kualitas yang diinginkan bisa dilakukan uji laboratorium Mix Design ( penyelidikan material ) serta melakukan slump tes

tabel slump test beton

Friday, June 1, 2012

Desain Rumah Minimalis Tropis Di Purworejo

Rumah Minimalis Tropis
Rumah Minimalis Tropis 1
Rumah Minimalis Tropis
Rumah Minimalis Tropis 2
Rumah Minimalis Tropis
Rumah Minimalis Tropis 3
Rumah Minimalis Tropis
Rumah Minimalis Tropis 4
Desain Rumah Minimalis Tropis diatas adalah desain rumah yang rencananya akan dibangun didaerah Purworejo, Jawa Tengah. Rumah yang berdiri diatas lahan berukuran 20 m x 12 m ini adalah milik Bapak Nuryanto, klien Rumah Desain 2000 yang berasal dari daerah Purworejo, Jawa Tengah. Posisi rumah ini menghadap ke arah Utara, dengan begitu posisi teras akan cukup sejuk karena angin bergerak dari arah utara ke selatan dan sebaliknya. Dan cahaya matahari akan berada di posisi kiri-kanan rumah, jadi tidak terlalu terik baik pagi maupun siang.

Membangun rumah tidak selalu harus mewah, paling tidak ini yang menjadi konsep awal desain rumah minimalis tropis ini. Menjadi terlalu mencolok disuatu lokasi, justru membuat rumah terkesan aneh dan membuat segan warga disekitarnya. Desain rumah minimalis tropis kali ini dibuat menyesuaikan lokasi sekitar yang tidak terlalu mewah, dengan demikian rumah minimalis tropis ini menjadi bisa diterima secara konsep maupun secara sosial.

Untuk fasad depan, rumah minimalis tropis ini diperkuat konsepnya dengan memberikan aksen natural dengan menggunakan batu alam pada kolom terasnya yang sekaligus menjadi center point rumah minimalis tropis ini. Untuk kusennya didesain sederhana untuk mengikuti desainnya dengan menggunakan material kayu kamper atau meranti. Begitu juga dengan penempatan topi-topi pada bagian atas kusen agar memperkuat kesan minimalisnya. Keep simple!!

Untuk tampak belakang masih menggunakan material kayu kamper atau meranti pada kusen pintu belakang rumah minimalis tropis ini. Hanya pintunya dibuat agar bisa full opening dengan sistem geser. Sehingga dari posisi Ruang  keluarga dapat melihat view taman belakang yang juga terdapat mushola kecil. Demikian Review singkat Rumah Desain 2000 atas Desain rumah minimalis tropis ini. Bagaimana menurut anda?