Kebutuhan dalam penyeledikan Beton
Penelitian Beton |
Penyelidikan terhadapa bahan - bahan penyusun beton dilakukan untuk memahami sifat dan karakteristik bahan - bahan tersebut serta untuk menganalisis dampaknya terhadap sifat dan karakterisitik beton yang dihasilkan, baik pada kondisi beton segar, beton muda maupun beton yang telah mengeras. dua kinerja utama beton yaitu kekuatan dan kemudahan pengerjaan Beton menjadi perhatian utama, namun aspek ekonomi yang berkaitan dengan keawetan (durability) juga menjadi perhatian.
Penyelidikan bahan untuk beton ini meliputi penyelidikan bahan semen, air, agregat kasar, agregat halus, dan bahan tambah.. beberapa standar dapat diadopsi dari prosedur standar untuk penyelidikan bahan - bahan tersebut, seperti SNI, ASTM,ACI dan seterusnya.
prosedur yang digunakana pada dasarnya hampir sama untuk semua standar, namun hal tersebut dipengaruhi pula oleh permintaan pelanggan yang dalam industri konstruksi biasanya tertuang pada spesifikasi teknis dan syarat - syarat atau permintaan langsung pihak pemilik.
Proses Penyelidikan Bahan Beton.
proses penyelidikan dalam pekerjaan beton meliputi semua tahapan yang dimulai dari penyelidikan dan pencarian sumber material, pengambilan contih uji (sampel) , pengujian bahan, perancangan komposisi, pengadukan, pengambilan contoh uji beton segar, perawatan dan pengujian beton keras.
Pengujian sampel Beton
sampel atau contih uji adalah bagian terkecil dari suatu kumpukan material dalam jumlah besar yang sedang berada dalam proses pengapalan,Stockpile (penimbunan material), Batch, truk,mobil angkut, atau belt- conveyor. karakteristik sampel menunjukan sifat dan karakteristik material yang diuji. alat ukur dan metode pengambilan sampel dapat mengikuti aturan statistik.
pengertian sampel dalam statistik adalah comtoh uji dalam populasi, yaitu sekumpulan sampel uji yang diduga mempunyai sifat dan karakteristik yang homogen.
menurut aturan statistik, metode pengambilan sampel dapat dilakukan secara acak (random), bergantung pada populasinya. teknik pengambilan ini harus memenuhi karakteristik variabilitas sampel, dengan tetap memperhatikan banyaknya sampel uji yang dibutuhkan sesuai dengan kreteria statistik tersebut.
pengertian sampel dalam statistik adalah comtoh uji dalam populasi, yaitu sekumpulan sampel uji yang diduga mempunyai sifat dan karakteristik yang homogen.
menurut aturan statistik, metode pengambilan sampel dapat dilakukan secara acak (random), bergantung pada populasinya. teknik pengambilan ini harus memenuhi karakteristik variabilitas sampel, dengan tetap memperhatikan banyaknya sampel uji yang dibutuhkan sesuai dengan kreteria statistik tersebut.
Perencanaan Sampel
banyaknya sampel yang diambil tergantung dari banyaknya populasi untuk kumpulan material yang akan diuji. hal ini biasanya didasarkan pada kriteria mengenai berapa penyimpangan yang boleh diterima (secara statistik dirumuskan berdasarkan kriteria variabilitas).
sampel yang diambil harus menginformasikan nomor contoh, ukuran, sumber asal lokasi material, saat pengmbilan, dan prosedur - prosedur baku teknik pengambilan. hal ini harus didasarkan pada kebutuhan kasar banyaknya sampel untuk pengujian laboratorium.
variasi keseragaman material dalam populasi akan menentukan jua banyaknya sampel yang dibutuhkan. semakin tinggi variasinya, semakin banyak sampel yang dibutuhkan, meskipun harus tetap memperhatikan rata - rata dan standar deviasi yang diharapkan.
sampel yang diambil harus menginformasikan nomor contoh, ukuran, sumber asal lokasi material, saat pengmbilan, dan prosedur - prosedur baku teknik pengambilan. hal ini harus didasarkan pada kebutuhan kasar banyaknya sampel untuk pengujian laboratorium.
variasi keseragaman material dalam populasi akan menentukan jua banyaknya sampel yang dibutuhkan. semakin tinggi variasinya, semakin banyak sampel yang dibutuhkan, meskipun harus tetap memperhatikan rata - rata dan standar deviasi yang diharapkan.
Prosedur Standar Penyelidikan Beton
Standar Nasional Indonesia
menurut standar nasional Indonesia (SNI), pengujian bahan tertuang dalam pedoman Beton 1989 (draf konsensus) mengenai persyaratan pelaksanaan konstruksi. ketentuan yang sudah dibakukan dan menjadi syarat standar antara lain :
Semen,Air, dan agregat halus memenuhi ketentuan dalam SK.SNI.S-04-1989-F spesifikasi bahan bangunan bagian A (bahan bangunan bukan logam) meliputi spesifikasi tentang perekat hidrolis,Air dan agregat sebagai bahan bangunan. bahan tambah haru memenuhi spesifikasi bahan tambahan beton SK.SNI.S-18-1990-03, sedangkan bahan tambahan pembentuk gelombang harus mengikuti SK.SNI S-19-1990-03 mengenai spesifikasi bahan tambahan gelembung udara untuk beton.
Metode perancangan dalam pembentukan beton harus mengikuti tata cara yang disyaratkan dalam SK.SNI.T-15-1990-03 untuk perancangan campuran beton normal. perencanaan dalam pembentukan beton dengan karakteristik tertentu, misalnya harus kedap air, tahan sulfat, dan serangan terhadap ion - ion klorida maka harus mengikuti standar SK.SNI.S-37 tentang spesifikasi beton tahan sulfat dan SK.SNI.M-38-1990-02 tentang spesifikasi ion klorida.
Setelah komposisi bahan penyusun beton didapatkan, maka tahapan pengadukan dan pengecorannya juga harus mengikuti SK.SNI.T-28-1991-03 tentang tata cara pengadukan dan pengecoran beton. beton yang telah diaduk haruslah doabil contoh uji dengan mengikuti ketentuan SK.SNI.T-16-1991-03 yaitu tata cara pembuatan benda Uji untuk pengujuian laboratorium mekanika batuan, selanjutnya beton juga harus dirawat mengikuti ketentuan SK.SNI. M-62-1990-03 tentang metode pembuatan dan perawatan benda uji beton laboratorium. selanjutnya benda uji yang telah dirawat dilakukan pengujian tekan,geser,lentur,tergantung kebutuhannya.
beberapa standar yang dapat digunakan untuk pengujiuan tersebut antara lain SK.SNI. M-10-1991-03 tentang metode pengujian kuat tekan Uniaxial batu, SK.SNI.M-08-1991-03 tentang metode pengujian kuat lentur batu memakai gelagar sederhana dengan sistem beban titik ditengah, SK.SNI.M-09-1991-03 untuk pengujian geser langsung dan SK.SNI M-11-1991-03 untuk pengujian modolusi elastisitas batu pada tekanan sumbu tunggal.
menurut standar nasional Indonesia (SNI), pengujian bahan tertuang dalam pedoman Beton 1989 (draf konsensus) mengenai persyaratan pelaksanaan konstruksi. ketentuan yang sudah dibakukan dan menjadi syarat standar antara lain :
Semen,Air, dan agregat halus memenuhi ketentuan dalam SK.SNI.S-04-1989-F spesifikasi bahan bangunan bagian A (bahan bangunan bukan logam) meliputi spesifikasi tentang perekat hidrolis,Air dan agregat sebagai bahan bangunan. bahan tambah haru memenuhi spesifikasi bahan tambahan beton SK.SNI.S-18-1990-03, sedangkan bahan tambahan pembentuk gelombang harus mengikuti SK.SNI S-19-1990-03 mengenai spesifikasi bahan tambahan gelembung udara untuk beton.
Metode perancangan dalam pembentukan beton harus mengikuti tata cara yang disyaratkan dalam SK.SNI.T-15-1990-03 untuk perancangan campuran beton normal. perencanaan dalam pembentukan beton dengan karakteristik tertentu, misalnya harus kedap air, tahan sulfat, dan serangan terhadap ion - ion klorida maka harus mengikuti standar SK.SNI.S-37 tentang spesifikasi beton tahan sulfat dan SK.SNI.M-38-1990-02 tentang spesifikasi ion klorida.
Setelah komposisi bahan penyusun beton didapatkan, maka tahapan pengadukan dan pengecorannya juga harus mengikuti SK.SNI.T-28-1991-03 tentang tata cara pengadukan dan pengecoran beton. beton yang telah diaduk haruslah doabil contoh uji dengan mengikuti ketentuan SK.SNI.T-16-1991-03 yaitu tata cara pembuatan benda Uji untuk pengujuian laboratorium mekanika batuan, selanjutnya beton juga harus dirawat mengikuti ketentuan SK.SNI. M-62-1990-03 tentang metode pembuatan dan perawatan benda uji beton laboratorium. selanjutnya benda uji yang telah dirawat dilakukan pengujian tekan,geser,lentur,tergantung kebutuhannya.
beberapa standar yang dapat digunakan untuk pengujiuan tersebut antara lain SK.SNI. M-10-1991-03 tentang metode pengujian kuat tekan Uniaxial batu, SK.SNI.M-08-1991-03 tentang metode pengujian kuat lentur batu memakai gelagar sederhana dengan sistem beban titik ditengah, SK.SNI.M-09-1991-03 untuk pengujian geser langsung dan SK.SNI M-11-1991-03 untuk pengujian modolusi elastisitas batu pada tekanan sumbu tunggal.
Pertimbangan Pengambilan Sampel Beton
Banyaknya sampel uji yang akan diambil akan memengaruhi aspek ekonomis.pertimbangan aspek ekonomis juga tetap harus mempertimbangkan tingkat variabilitasnya. nilai keacakan atau probabilitas sampel yang diujinkan sebagai alat ukur dari tingkat kepercayaan untuk mengestimasi dari populasi yang diuji. Nilai bias atau untuk subjektivitas dalam pengambilan sampel harus diusahakan sedemikian hingga dapat dikurangi atau dihilangkan.
Banyak Faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan dan perencanaan banyaknya sampel uji. antara lain :
* Kecendrungan perencana dalam melihat material dilapangan jika kondisi yang ditemukan merupakan kondisi material yang berat,padat, dan kotor mengatakan sampel tidak dapat digunakan. hal ini lebih banyak karena kecendrungan subjektivitas atau keputusan perencana sendiri tanpa melalui proses pengujian awal.
* Banyak kasus pengambilan sampel tanpa memperhatikan kaidah statistik sehingga keterwakilan sampel dalam populasi menjadi bias.
* Kecendrungan peningkatan teknologi yang menyebabkan pengolahan material lebih dapat homogen sehingga sampel uji yang dimabilpun dapat lebih sedikit karena teknologi yang digunakan sudah otomatis membagi populasi material dalam kelompok - kelompok tertentu.
Banyak Faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan dan perencanaan banyaknya sampel uji. antara lain :
* Kecendrungan perencana dalam melihat material dilapangan jika kondisi yang ditemukan merupakan kondisi material yang berat,padat, dan kotor mengatakan sampel tidak dapat digunakan. hal ini lebih banyak karena kecendrungan subjektivitas atau keputusan perencana sendiri tanpa melalui proses pengujian awal.
* Banyak kasus pengambilan sampel tanpa memperhatikan kaidah statistik sehingga keterwakilan sampel dalam populasi menjadi bias.
* Kecendrungan peningkatan teknologi yang menyebabkan pengolahan material lebih dapat homogen sehingga sampel uji yang dimabilpun dapat lebih sedikit karena teknologi yang digunakan sudah otomatis membagi populasi material dalam kelompok - kelompok tertentu.
Kualitas Pengujian Beton.
kualitas pengujian sebagai kontrol dalam suatu prose sudah diwujudakn dalam sebuah standar yang meliputi konstrol terhadap kualitas pengambilan sampel, pengujian dan evaluasi penerimaan. selain hal baku tersebut kualitasnya sangat dipengaruhi oleh sistem dalam laboratorium itu sendiri. Menurut ISO Guide 49 tentang petunjuk kualitas. beberapa hal yang harus dijelaskan (tipikal topik) terhadap hasil pengujian dalam kerangka penulisan pelaporan hasil pengujian beton meliputi :
a. Daftar Isi
b. Kebijakan kualitas.
c. Terminologi.
d. Deskripsi struktur laboratorium
e. Staff.
f. Peralatan pengujian
g. Lingkungan.
h. Metode pengujian dan prosedur.
i. Updating dan kontrol dari dokumentasi kualitas.
j. Jenis - jenis pengujian
k. Verifikasi.
l. Laporan percobaan.
m. Pendataan (record)
n. Tanggunhjawab dan komentar.
o. Sub-kontrak dan kerja sama dengan laboratorium lain.
Mungkin untuk sementara pembahasan kita sampai disini dulu. Jika ada teman-teman yang mau tambahkan informasi seputar kebutuhan penyelidakan Bahan untuk beton agar kiranya bisa berkomentar di bawah ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat buat kita semua.Terima Kasih.
Jika anda suka Mohon Bagikan Tulisan ini
a. Daftar Isi
b. Kebijakan kualitas.
c. Terminologi.
d. Deskripsi struktur laboratorium
e. Staff.
f. Peralatan pengujian
g. Lingkungan.
h. Metode pengujian dan prosedur.
i. Updating dan kontrol dari dokumentasi kualitas.
j. Jenis - jenis pengujian
k. Verifikasi.
l. Laporan percobaan.
m. Pendataan (record)
n. Tanggunhjawab dan komentar.
o. Sub-kontrak dan kerja sama dengan laboratorium lain.
Mungkin untuk sementara pembahasan kita sampai disini dulu. Jika ada teman-teman yang mau tambahkan informasi seputar kebutuhan penyelidakan Bahan untuk beton agar kiranya bisa berkomentar di bawah ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat buat kita semua.Terima Kasih.
Jika anda suka Mohon Bagikan Tulisan ini
Sumber referensi : Teknologi Beton (Ir. Tri Mulyono, MT)
Baca Juga Artikel Lain :
No comments:
Post a Comment