Kinerja Kinerja Beton yang Penting buat Konstruksi
Tempat Produksi Beton |
Selain dua kinerja yang telah disebutkan diatas, yaitu kekuatan tekananyang tinggi dan kemudahan pengerjaannya, kelangsungan proses pengadaan beton pada proses produksinya juga merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan.
Sifat – Sifat dan karakteristik material penyusun beton akan mempengaruhi kinerja dari beton yang di buat. Kinerja beton ini harus disesuaikan dengan katagori bangunan yang di buat. ASTM membagi bangunan menjadi tiga katagori : Rumah Tinggal, Perumahan, dan struktur yang menggunakan beton mutu tinggi.
Menurut SNI T.15-1990-03 Beton yang digunakan pada rumah tinggal atau untuk penggunaan beton dengan kekuatan tekan tidak melebihi 10 Mpa. Boleh menggunakan campuran 1 semen : 2 pasir : dan 3 Batu pecah dengan Slump. Untuk mengukur kemudahan pengerjaan tidak lebih dari 100 mm.
Pengerjaan beton dengan kekuatan tekan hingga 20 Mpa boleh menggunakan penakaran Volume, tetapi penggunaan beton dengan kekuatan tekan lebih besar dari 20 Mpa harus menggunakan campuran berat.
Tiga kinerja yang dibutuhkan dalam pembuatan beton adalah ( STP 169 C Concrete dan Concrete-Making Materials) :
1 . Memenuhi criteria konstruksi yaitu dapat dengan mudah dikerjakan dan dibentuk serta mempunyai nilai ekonomis.
2 . Kekuatan tekan
3 . Durabilitas atau keawetan.
Kinerja yang dihasilkan pada proses pengadaan beton haruslah seragam. Secara umum prosedur untuk mendapatkan kinerja yang seragam dalam pengerjaan beton dapat dilihat pada diagram alir pada gambar di bawah ini.
| ||||||||||
Secara praktis, penilaian mengenai penggunaan bahan untuk menghasilkan kinerja tertentu akan bergantung pada tujuan beton tersebut dibuat. Penggunaan semen untuk rumah tinggal akan lebih banyak jika dibandingkan untuk penggunaan perumahan komersil atau beton mutu tinggi. Jadi, komposisi bahan penyusun juga harus dilihat berdasarkan tujuan pembuatan beton tersebut.
Berdasarkan katagori rumah tinggal perumahan dan beton mutu tinggi dampak pengaruh bahan terhadap kinerja beton yang dihasilkan.
Gambar diatas menjelaskna bahwa penggunaan semen pada campuran beton sangatlah penting. Penggunaan air tidak begitu berpengaruh terhadap pembentukan kinerja beton seperti yang dijelaskna oleh Abrams (1920) ia meniliti pengaruh air dalam perbandingannya dengan semen (FAS/WCR). Abrams hanya mengatakan bahwa jika FAS atau water Content Ration lebih besar dari 0.6 maka kinerja kekuatan beton akan semakin turun. Begitu juga sebaliknya.
Namun demikian, mengingat mahalnya harga semen maka untuk pekerjaan berskala besar, penggunaan semen ini harus diusahakan seminimal mungkin hal ini mendorong penggunaan bahan pengganti semen.
Biasanya para kontraktor dalam melaksanakan proyek konstruksi hal ini sangat diperhatikan untuk mendapatkan komposisi campuran beton yang berkualitas namun meminimalkan penggunaan semen untuk lebih menghemat dalam hal biaya pembuatan beton.
Sumber referensi : Teknologi Beton (Ir. Trimulyono, MT )
Kebutuhan Beton Terhadap Konstruksi di Indonesia
Kelebihan dan Kekurangan Beton
Penerapan besi beton Bertulang Pada konstruksi
KLIK TOMBOL G+ Jika Anda Suka
No comments:
Post a Comment